Connect with us

Pendidikan

ITS Persembahkan Keramba Jaring Apung Bagi warga Sidoasri Malang Guna Tingkatkan Budidaya Ikan Dan Wisata Bahari

Published

on

Basudewa – Malang, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Kembali meluncurkan inovasi teknologi lepas pantai.  Melalui Ocean Farm ITS (OFITS), dibawakan sebuah teknologi berupa keramba jaring apung (KJA) lepas pantai yang telah selesai dipasang bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-77 Republik Indonesia (RI) di kawasan perairan, Pantai Perawan, Desa Sidoasri, Kabupaten Malang, Rabu (17/8) pagi.

Hal tersebut, juga dimaksudkan dalam rangka menggelorakan semangat berinovasi ITS sebagai kampus maritim terdepan di Indonesia.

Upacara pengibaran bendera merah putih memperingati hari kemerdekaan Indonesia ke-77 di atas bangunan OFITS dilaksanakan oleh,Tim Peneliti OFITS bersama masyarakat Desa Sidoasri, Kabupaten Malang.

Upacara bendera ini berlangsung, khidmat yang diawali dengan upacara pengibaran bendera merah putih dan dilanjutkan, dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Bagimu Negeri.

Upacara yang agak berbeda pada umumnya ini, juga ditujukan untuk menyambut Dies Natalies ke-62 ITS yang disesuaikan, dengan tema Innovation for Indonesia.

Mengenai teknologi KJA, lepas pantai (offshore Aquaculture) yang diberi nama OFITS ini, Ketua Tim Peneliti OFITS, Dr.Yeyes Mulyadi, menyampaikan, peresmiannya, sendiri telah dilakukan pada 18 Desember 2021.

Peresmian lalu dalam bentuk soft launching yang dihadiri oleh, Rektor ITS, Prof. Dr. Ir. Mochamad Ashari, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan, Provinsi Jawa Timur, Dr Ir. Dyah Wahyu Ermawati dan Perwakilan Menteri Kelautan dan Perikanan Dr. Ir. Rina.

Peresmian dilakukan, di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Pondokdadap, Malang, milik Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur.

Setelah itu Tim OFITS melakukan, finalisasi penyempurnaan bangunan huni (hotel terapung), pemasangan panel surya, dan pengelolaan sistem air bersih dan kotor.

Dalam kesempatan tersebut, Yeyes, menjelaskan, inovasi OFITS dilatar belakangi oleh, persoalan nelayan tradisional yang beroperasi menangkap ikan di perairan Laut selatan.

Dimana para nelayan ini, hanya bisa menangkap ikan selama enam bulan dalam setahun yang disebabkan cuaca buruk, ukuran kapal kecil, dan musim ikan yang tidak menentu.

“Setelah semua tahap finalisasi selesai, maka dilakukan proses instalasi ditengah laut,” ungkap lelaki berusia 49 tahun itu.

Sesuai dengan tagline ITS yakni, Advancing Humanity, inovasi OFITS ini, tidak hanya berfungsi sebagai media budidaya ikan dan membantu nelayan setempat, tetapi akan diperuntukkan pula bagi kegiatan wisata bahari.

Ia menyebutkan, ide ini disepakati karena melihat KJA yang telah memiliki bangunan bawah dengan jaring sedalam tujuh meter untuk budidaya ikan dan bangunan atas berupa hotel terapung untuk wisata.

Terkait wisata bahari yang dicanangkan, Kepala Subdirektorat Pengembangan Kemahasiswaan, Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa) ITS, menjelaskan, bahwa Tim Ocean Farm ITS akan menyediakan skenario berupa paket wisata.

Dalam hal ini, pengunjung bisa menikmati suasana pantai selatan berdasarkan, preferensi mereka dengan tujuh paket wisata yang teridentifikasi.

Ketujuh paket wisata tersebut, meliputi paket menyelam, menikmati panorama sambil makan siang/sore di OFITS, penginapan di OFITS, penanaman terumbu karang buatan, kemah di lingkungan Pantai Perawan, serta pengenalan teknologi lepas pantai dan budidaya ikan di KJA.

“Kita coba tawarkan tujuh paket wisata singkat tersebut,” tuturnya.

Pengembangan teknologi OFITS, dikerjakan oleh, kolaborasi tim peneliti yang terdiri dari dosen dan mahasiswa ITS dari Departemen Teknik Kelautan, Teknik Lepas Pantai, Biologi, Desain Interior, Desain Komunikasi Visual (DKV), serta Teknik Sistem dan Industri.

Selain itu, keberhasilan fabrikasi dan instalasi OFITS didukung oleh, Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur, PT. Pertamina (persero), Ikatan Alumni ITS (IKA ITS), Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), PT. Dumas Shipyard, PT. Perpro, PT. Sam Global, dan PT. Wukir Mahendra Sakti.

Teknologi OFITS ini, digadang-gadang mampu menjadi salah satu karya unggulan ITS di bidang maritim.

Tim peneliti percaya jika proyek ini, akan membawa dampak positif, tidak hanya bagi ITS tetapi juga masyarakat sekitar.

Dengan konsep budidaya dan wisata yang ditonjolkan, ditargetkan akan melibatkan masyarakat Desa Sidoasri, Kabupaten Malang.

Melihat potensi lokasi yang besar tetapi masih terpencil, tim peneliti berharap, agar Pilot Project Ocean Farm ITS dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dari hasil budidaya ikan dan wisata bahari.

Tak hanya itu, melalui instalasi Ocean Farm ITS ke perairan, dosen Departemen Teknik Kelautan, mengungkapkan, bahwa inovasi tersebut, merupakan langkah strategis yang ditempuh ITS untuk memperkenalkan dan memperlihatkan keunggulan dari program studi (prodi) baru ITS yaitu, Teknik Lepas Pantai.

” Saya yakin, ke depan kita punya kepercayaan diri untuk mengembangkan hal-hal ini,” tegas Yeyes optimistis.  MET.

Lanjutkan Membaca
Advertisement

Daerah

Disaksikan Gus Mudhlor Ribuan Siswa SMPN 2 Candi Unjuk Tari Ngoyek Kupang

Published

on

Basudewa – Sidoarjo, Tari kolosal Ngoyek Kupang yang diikuti 1.190 siswa siswi SMPN 2 Candi digelar pada Sabtu, (12/11/2022), berhasil pecahkan rekor MURI (Museum Rekor Indonesia).

Rekor itu resmi tercatat di MURI yang ke 10.679. Piagam rekor Muri diserahkan, Sri Widayati mewakili Muri kepada Kepala Sekolah SMPN 2 Candi, Al Hadi selaku, penyelenggara serta kepada Ayu Nyoman Mujiwati selaku, pencipta tari Ngoyek Kupang yang juga guru seni budaya di sekolah tersebut.

Penyerahannya, disaksikan, Bupati Sidoarjo, H. Ahmad Muhdlor serta Ketua TP PKK Kabupaten Sidoarjo, Hj. Sa’adah Ahmad Muhdlor.

Ribuan Siswa SMPN 2 Candi Sidoarjo Saat Unjuk Tari Kolosal Ngoyek Kupang Yang Pecahkan Rekor Muri Nasional.

Bupati Sidoarjo, H. Ahmad Muhdlor, bangga atas capaian prestasi tersebut. Menurutnya, lewat tari Ngoyek Kupang akan semakin mengenalkan, Kabupaten Sidoarjo akan potensi makanan khasnya, yakni kupang.

Selain itu, akan menguatkan kearifan lokal di Sidoarjo. Dikatakan, kearifan lokal atau local wisdom harus terus dijaga. Salah satunya, dengan kegiatan yang dapat mengangkat dan mengingatkan kembali kearifan lokal Sidoarjo.

” Ini juga menjadi pembelajaran penting bagi generasi untuk tidak lupa sejarah dan mencintai daerahnya ,” ucapnya.

Dikatakannya, kecintaan kepada Daerah harus ada pada diri masyarakat Sidoarjo. Dengan kecintaan itu, ia yakin, pembangunan akan semakin maju. Pasalnya, sumbangsih bagi pembangunan dilakukan dengan hati.

” Semakin cinta generasi muda kepada Daerahnya maka semakin besar kemajuan di Daerah itu karena semua bekerja dengan hati ,” ujarnya

Sri Widayati, mengatakan, pihak Muri juga mengapresiasi kegiatan di bidang seni budaya seperti ini. Apalagi kegiatan tersebut, mengangkat kearifan lokal.
Tercatat 1190 peserta tari dari siswa siswi dan alumni SMPN 2 Candi serta orang tua wali murid yang ikut.

” Sebuah kebanggaan tersendiri guru seni budaya SMPN 2 Candi dapat menciptakan tari Ngoyek Kupang yang seperti ini, harapan kami ide dan kreatifitas ini bisa menjadi contoh para guru yang ada di Kabupaten Sidoarjo ,” ujarnya.

Sri Widayati juga, mengatakan, rekor kali ini tidak hanya tercatat sebagai rekor nasional. Namun juga sebagai rekor dunia. Rekor tari kolosal Ngoyek Kupang tersebut, resmi tercatat sebagai rekor Muri yang ke 10.679 tahun ini.

” Pagelaran tari Ngoyek Kupang ini tidak hanya tercatat sebagai rekor nasional, namun oleh ketua Muri yakni, Jaya Suprana dikukuhkan sebagai rekor dunia ,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut,juga dipamerkan aneka olahan makanan kupang yang dibuat juga oleh siswa siswi SMPN 2 Candi. Selain itu juga terdapat kerajinan tangan dari kulit kupang hasil kreasi pelajar SMPN 2 Candi.     TIM.

Lanjutkan Membaca

Trending